Sabtu, 02 November 2013

Dua ayat paling krusial dalam Iman kristen ternyata Palsu




Mari kita selidiki tentang dua dasar keimanan kristen yakni masalah Trinitas dan masalah Yesus hanya untuk Israel saja dalam Alkitab.

1. Masalah trinitas.
Trinitas merupakan masalah yang paling pokok dalam iman Kristen. Tapi dalam injil tidak ditemukan ayat yang mendukung trinitas tersebut. Hal ini diakui oleh para Ahli Alkitab yang telah dengan sangat menguasai Alkitab tersebut. Sebagai contoh kita ambil pendapat dua orang Ahli Alkitab yang pemikirannya selalu diikuti oleh para penginjil didunia termasuk para penginjil di Indonesia sbb:
DR G.C. VAN NIFTRIK DAN D.S.B.J BOLAND : Didalam Alkitab tidak diketemukan suatu istilah yang dapat diterjemahkan dengan kata TRITUNGGAL ataupun ayat-ayat tertentu yang mengandung dogma tersebut, mungkin dalam 1 Yahya 5 : 6-8. (Dogmatika masa kini, BPK Jakarta, 1967 hal 418).
Beliau mengungkapkan bahwa mungkin ayat injil yang mendukung konsep trinitas itu adalah di

1 Yahya 5:6-8:
6.
Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena roh adalah kebenaran.
7.
Sebab tiga yang memberi kesaksian (di dalam surga Bapa, Firman dan Roh kudus dan ketiganya adalah satu.
8.
Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi) Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.
Tapi setelah kedua pakar alkitab itu mengemukakan ayat ini kemudian keduanya berkomentar:
“Tetapi sebagian besar dari ayat itu agaknya belum tertera dalam naskah aslinya. Bagian itu setidak-tidaknya harus diberi kurung. (Dogmatika masa kini, BPK Jakarta, 1967 hal 418).
Dengan kata lain, kedua pakar Alkitab ini berkomentar bahwa sebagian besar ayat diatas adalah palsu, karena tidak terdapat dalam naskah aslinya. Jadi menurut pakar alkitab tersebut tidak ada ayat yang mendukung konsep trinitas, mungkin di 1 yahya 5:6-8 dan itupun ayat palsu. Dalam injil yang berbahasa Inggris New International Version (NIV) berbunyi sbb:

6.
This is the one who come by water and blood- jesus christ. He did not come by water only, but by water and blood. And it is the spirit who tetifies, because the spirit is truth.
7.
for there are three that tetify
8.
the spirit, the water, and blood. And three are in agreements

Jadi menurut NIV, yang notabene Alkitab paling dipergunakan dalam rujukan kristen ternyata tidak mendukung konsep trinitas tersebut. Lalu bagaimana hal itu sampai terjadi? Kenapa para penyalin Alkitab dulu berani menambah firman Tuhan? Hal ini diuraikan pakar Alkitab lainnya:
Drs. M E Duyverman : Menurut salinan tertua jalannya kalimatnya adalah begini : KARENA TIGA MENJADI SAKSI, YAITU ROH AIR DAN DARAH… rupanya TAMBAHAN mulai terbubuh sebagai keterangan pinggir KALIMAT; PENYALIN KEMUDIAN MEMASUKAN KE DALAM BUNYI NAS karena berpikir ini adalah perbaikan penyalin lama. SAMPAI KINI HAL ITU MASIH TERJADI. (Pembimbing ke dalam perjanjian baru, BPK Jakarta 1966 hal 145).

Jadi ayat yang menyatakan konsep trinitas dalam 1 yahya 5:6-8 diatas adalah palsu dan hanya tambahan tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Tapi bagaimana pun ayat tersebut masih diakui sebagai firman Tuhan di sebagian besar umat kristen yang tidak tahu bahwa ayat tersebut adalah Palsu. Bahkan ada tokoh di Amerika yang begitu keras menentang pemalsuan ayat ini :
Jerry Falwell. Tokoh kristen RADIKAL Amerika Serikat ini mengompetari pemalsuan ayat-ayat itu sebagai berikut : The rest of verse 7 and fist nine words of verse 8 are not original, and are not tobe considered as apart of the words of God. (Jerry Falwell, Liberty Bible Commentary, thomas Nelson Publisher, Nashville, Camden New York 1983 halaman 2638). Artinya sebagian kalimat pada ayat 7 dan sembilan kata pertama di ayat 8 adalah tidak asli dan tidak bisa dianggap sebagai firman Tuhan.
Al kitab bilang Tuhan itu satu tiada yang lain. Tapi umat kristen bilang Tuhan itu tiga?

Ulangan 4: 35
“Maka kepadamu lah ia ditunjuk, supaya diketahui oleh-mu tuhan itulah Allah, tiada yang lain kecuali Dia”.

Ulangan 4: 39
“Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa TUHANlah Allah yang ada di langit diatas dan di bumi dibawah, tidak ada yang lain”.

Yohanes 17: 3
“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mereka mengenal Engkau, satu-satu nya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus”.

Matius 4: 8 – 10
“Maka berkatalah Yesus kepadanya (Iblis) : “Enyahlah Iblis! Sebab ada tertulis : Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti”
Jadi menurut mereka Yesus adalah untuk segenap makluk. Tapi setelah diselidiki, ternyata ayat diatas adalah ayat Palsu.


2. Yesus hanya untuk bani Israel.
Injil dengan sangat tegas menyatakan bahwa Yesus disuruh Allah hanya untuk bangsa Israel saja.

Matius 10: 5 – 6
“Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria. ” “Melainkan pergilah kepada domba-domba yang hi-lang dari umat Israel (hanya kepada bangsa Yahudi).”

Matius 15: 24 – 26
24.
“Jawab Yesus, ‘Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel’ (hanya kepada bangsa Yahudi). ”
25.
“Kemudian perempuan itu (perempuan Kanaan) men-dekat dan menyembah Dia sambil berkata, ‘Tuhan, tolong-lah aku’.
26.
“Tetapi Yesus menjawab, ‘Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.’(non Yahudi).”

Tegas sekali! Yesus sendiri yang mengatakan bahwa dia diutus hanya untuk bangsa Israel. Lalu mengapa orang-orang diluar Israel mengikuti Yesus? Mereka mengemukakan alasan sebagai berikut:
“Pergilah keseluruh dunia, beritakan injil kepada seluruh makluk” (Markus 16:15)

Jadi menurut mereka Yesus adalah untuk segenap makluk. Tapi setelah diselidiki, ternyata ayat diatas adalah ayat Palsu. Markus 16 ternyata hanya sampai ayat 8, Markus 16: 9 – 20 adalah palsu. Alkitab kitab Markus pasal 16 yang diterbitkan Lembaga Biblika Indonesia yang dicetak oleh percetakan Arnoldus Ende 1986/1987, Pada catatan kakinya berbunnyi:

“Dengan singkat. Bagian ayat ini hanya terdapat dalam beberapa naskah. Nampaknya baru dalam abad ke-2 Masehi ditambahkan dalam injil Markus. Bagian akhir injil Markus ayat 9 – 20 bercerita mengenai penampakan Yesus. Ini memang termasuk kitab suci, tetapi agaknya tidak termasuk injil Markus yang asli”.

Pada The Christian Counselor’s New Testamen, markus 16 berakhir pada pasal 16 ayat 8. Kemana ayat 9 – 20? Pada akhir kalimat terdapat catatan kaki :

“These verse are omitted by better MSS. An alternative shoter ending is found in same”.
“Ayat-ayat ini dihapus oleh terjemahan MSS yang terbaik. Penutup lebih pendek seperti ini (Markus 16 berakhir pada ayat bisa ditemukan pada beberapa versi lainnya.
Pada The Holy Bible New International Version pada catatan kaki ayat 8 berbunyi :
“The two most reliable early manuscripts do not have mark 16: 9 – 20?.
“Dua manuskrip paling tua tidak memiliki Markus 16: 9 – 20?.

“Serious doubts exists as to whether these verses belong to the Gospel of Mark. They are absent from important early manuscripts and display certain peculiarities of vocabulary, style and theological content that are unlike the rest of Mark. His Gospel probably ended at 16: 8, or its original ending has been lost. (From the NIV Bible Foot Notes, page 1528)”

Jadi perintah Yesus untuk memberitakan injil kepada seluruh makluk adalah Ayat Bo’ongan alias ayat Palsu yang sengaja disisipkan oleh tangan-tangan jahil. Jadi dengan ini yang benar adalah Yesus hanya untuk bani Israel saja seperti yang Yesus katakan dengan tegas di Matius 10: 5 – 6 dan Matius 15: 24 – 26. Itulah ayat yang asli dan tidak palsu.

==============================

Jesus said: “I and the Father are one” (Jn.10:30), therefore, is not Jesus the same, or, “co-equal” in status with his Father?
Yesus telah berkata: “Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30), dari itu, tidakkah ini berarti bahwa Yesus adalah sama atau “ko-ekual” dalam status dengan Bapanya?

Answer
In Greek, “heis” means “one” numerically (masculine) “hen” means “one” in unity or essence (neat). Here the word used by John is “hen” and not “heis.” The marginal notes in New American Standard Bible (NASB) reads; one – (Lit. neuter) a unity, or, one essence.

Dalam bahasa Yunani [Latin] “heis” berarti “satu” secara bilangan (berjenis kata laki-laki), sedang “hen” berarti “satu” dalam “kesatuan” atau esensinya. Dalam catatan pinggir Injil Standard baru Amerika (NASB) terbaca; Satu – (Lit.neuter) kesatuan atau satu essensi [= intisari, hakikat]
If one wishes to argue that the word “hen” supports their claim for Jesus being “co-equal” in status with his Father, please invite his/her attention to the following verse: Jesus said: “And the glory which Thou has given me, I have given to them (disciples); that they may be one, just as we are one.” (John 17:22).

Jika seseorang (dari fihak Kristen) hendak tetap membantah bahwa justru kata “hen” tadi mendukung pernyataan mereka bahwa Yesus “co-equal” (dua-duanya sama) dalam status dengan Bapanya, maka cobalah undang perhatian mereka untuk mengikuti ayat berikut ini: “Dan Kemuliaan yang telah Engkau (Bapa) berikan kepadaku, telah aku berikan pula kepada mereka (para pengikut Yesus), supaya mereka menjadi satu, sama seperti kita adalah satu” (Yohanes 17: 22).

If he/she was to consider/regard/believe the Father and Jesus Christ to be “one” meaning “co-equal” in status on the basis of John 10:30, then that person should also be prepared to consider/regard/believe “them” – the disciples of Jesus, to be “co-equal” in status with the Father and Jesus (“just as we are one”) in John 17:22. I have yet to find a person that would be prepared to make the disciples (students) “co-equal” in status with the Father or Jesus.

Jika dia mempertimbangkan/menganggap/percaya bahwa Bapa dengan Yesus itu “satu” dalam arti “co-equal” (Dua-duanya sama) dalam status dengan berdasar kepada Yohanes 10:30, maka orang tadi mesti pula bersiap-siap untuk dia mempertimbangkan/menganggap/percaya bahwa “mereka” (para murid Yesus) juga “co-equal” dalam statusnya dengan Yesus dan Bapa (seperti dalam ayat: “sama seperti kita adalah satu”) dalam Yohanes 17: 22. Selama ini saya belum pernah menemukan orang yang siap untuk meyakini bahwa murid-murid Yesus adalah “co-equal” dalam status dengan Bapa atau Yesus sendiri.

The unity and accord was of the authorized divine message that originated from the Father, received by Jesus and finally passed on to the disciples. Jesus admitted having accomplished the work which the Father had given him to do. (Jn.17:4).

Kesatuan dan persetujuan adalah kewenangan pesan suci yang berasal dari Bapa, diterima oleh Yesus dan akhirnya diteruskan kepada para pengikutnya. Yesus mengakui telah menyelesaikan pekerjaan yang telah diberikan Bapa kepadanya untuk dikerjakan (Lihat Yohanes 17: 4: “Aku telah mempermuliakan engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya”).

HOT TIP: (precise and pertinent)
SARAN PENTING: (Tepat dan berhubungan dengan masalah di atas)
Jesus said: “I go to the Father; for the Father is greater than I.” (Jn.14:28). This verse unequivocally refutes the claim by any one for Jesus being “co-equal” in status with his Father.

Yesus berkata: “Aku pergi kepada Bapa, sebab Bapa lebih besar daripada Aku” (Yohanes 14: 28). Ayat ini dengan begitu gamblang membuka kesalahan atas pengakuan (klaim) dari siapapun yang menyatakan bahwa Yesus “co-equal” (kedua duanya tepat sama) dalam status dengan bapaknya.1
[1] Dalam bahasa kitab suci, ungkapan-ungkapan seperti ini sering terjadi, dan hendaknya pembaca berlaku arif dam memiliki kehalusan jiwa untuk menangkap ungkapan tadi sebagai pelajaran. Sebab ini bukanlah arti yang sebenarnya. Dalam Al Quran misalnya terdapat ayat yang bermakna: “Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar, ketika kamu melempar, tetapi Allah lah yang melempar …” [QS.8:17], Atau dalam hadits Qudsi dikatakan, bila seorang hamba mendekat secara sempurna, bukan sekedar dengan penunaian yang wajib tetapi lengkap dengan sunnah sunnahnya, maka .”.. Aku menjadi matanya ketika dia melihat, menjadi tangannya ketika dia memukul menjadi kakinya ketika dia berjalan.” Kalimat kalimat seperti ini, tidak boleh langsung disimpulkan bahwa “benar benar orang itu bermata Allah, bertangan dan berkaki Allah,” tetapi pada tingkat kebersihan jiwa seperti itu, orang tadi dalam melihat, menggerakkan tangan dan melangkah, senantiasa selaras dengan apa yang diridhoi Allah. Orang Nasrani nampaknya terlalu segera menyimpulkan yang tersurat, sehingga berani berkata bahwa Yesus adalah Allah, dan Allah adalah Yesus dalam arti satu, sama, itu itu juga ! Padahal orang bercinta saja kalau mereka berkata “Kau dan Aku selalu satu” tentu artinya bukan mereka menjadi satu badan khan? Di kalangan ulama Islam pun dahulu pernah terjadi penyimpulan kasar berdasar kata tersurat, yakni banyak ulama berfatwa bahwa orang yang telah berwudhu, bisa batal wudhunya bila “menyentuh” perempuan, mereka fahamkan kesimpulan itu dengan mengambil dasar Al Quran S.4:43. Untung Al Quran masih memiliki teks aslinya, bahkan tafsir murid langsung Nabi pun masih ada, sehingga gampang ditelusuri maksud yang sebenarnya, bahwa ternyata menurut Ibnu Abbas ra [Sahabat Nabi SAW], bahwa menyentuh disana bukan sekedar “menyentuh,” tetapi semacam ungkapan sopan yang menyiratkan arti “bersetubuh,” atau katakanlah ‘sentuhan’ yang bisa menyebabkan hamil, seperti secara sopan diungkap Maryam dalam Quran S.19:20. Bagi Nasrani, apalagi yang menerima ‘kebenaran kristen’ cuma dari teks bahasa Insonesia saja, memang agak sukar untuk menelusuri arti sebenarnya dari kata kata yang tersurat dalam injil mereka.
“Aku Adalah”

DALAM Yohanes 8:58 sejumlah terjemahan, misalnya The Jerusalem Bible mengutip Yesus berkata: “Sebelum Abraham jadi, Aku adalah.” Apakah, seperti dinyatakan oleh para penganut Tritunggal, Yesus di sini sedang mengajarkan bahwa ia dikenal dengan gelar “Aku adalah?” Dan, sesuai dengan pengakuan mereka, apakah ini memaksudkan bahwa ia adalah Yehuwa yang terdapat dalam Kitab-Kitab Ibrani, karena dalam Keluaran 3:14 berbunyi: “Firman Allah kepada Musa; AKU ADALAH AKU?”

Dalam Keluaran 3:14 ungkapan “AKU ADALAH” digunakan sebagai gelar bagi Allah untuk menunjukkan bahwa Ia sungguh-sungguh ada dan akan melaksanakan janji-Nya. The Pentateuch and Haftorahs, dengan penyunting Dr. J. H. Hertz, berkata mengenai ungkapan ini: “Bagi orang-orang Israel dalam perbudakan, arti kata-kata ini adalah, ‘Meskipun Ia belum menunjukkan kuasa-Nya terhadap kamu, Ia akan melakukan hal itu; Ia kekal dan pasti akan membebaskanmu.’ Kebanyakan penerjemah modern mengikuti Rashi [komentator Alkitab dan Talmud berkebangsaan Perancis] dalam menerjemahkan [Keluaran 3:14] ‘Aku akan menjadi apa yang Aku akan menjadi. ‘ “

Pernyataan dalam Yohanes 8:58 jauh berbeda dari yang digunakan dalam Keluaran 3:14. Yesus tidak menggunakan hal itu sebagai nama atau gelar, ia menggunakannya untuk menunjukkan keberadaannya sebelum menjadi manusia. Maka, perhatikan bagaimana beberapa terjemahan Alkitab lain menyatakan Yohanes 8:58:

1869: “Sejak sebelum Abraham ada, aku telah ada.” The New Testament, oleh G. R Noyes.
1935: “Aku ada sebelum Abraham lahir!” The Bible -An American Translation, oleh J. M. P. Smith dan E. J. Goodspeed.
1965: “Sebelum Abraham lahir, aku sudah menjadi siapa aku ini.” Das Neue Testament, oleh Jorg Zink.
1981: “Aku sudah hidup sebelum Abraham lahir!” The Simple English Bible.
1984: “Sebelum Abraham menjadi ada, Aku telah ada.” New World Translation of the Holy Scriptures.
1985: “Sebelum Abraham lahir aku sudah ada.” Alkitab dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari.
1987: “Sebelum Abraham jadi, Aku Ada.” Terjemahan Baru.
Lembaga Alkitab Indonesia

Jadi, makna yang sesungguhnya dari bahasa Yunani yang digunakan di sini adalah bahwa ‘anak sulung’ Allah yang diciptakan, Yesus, telah ada lama sebelum Abraham lahir.
Kolose 1: 15; Amsal 8:22, 23,30; Wahyu 3:14.
Sekali lagi, ikatan kalimatnya menunjukkan bahwa ini adalah pengertian yang benar. Kali ini orang-orang Yahudi ingin melempari Yesus dengan batu karena mengaku “telah melihat Abraham” padahal seperti mereka katakan, ia belum berumur 50 tahun. (Ayat 57) Tanggapan Yesus yang wajar adalah memberitahukan kebenaran mengenai usianya. Jadi pantas jika ia mengatakan kepada mereka bahwa ia “sudah hidup sebelum Abraham lahir!” -The Simple English Bible.


==================

KUTIPAN DARI KISAH PROF DUFF

The Bible; “For God so loved the world, that He gave His only begotten son, that whoever believes in him should not perish, but have eternal life.” (John 3:16); should you not believe in Jesus to have eternal life?

Kitab Injil; “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Dia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohannes 3:16); (Dengan demikian) haruskan anda tidak percaya, bahwa Yesus mempunyai kehidupan abadi?

Answer
Of course, we believe in Jesus for what he was and we do not believe in what he was not. We (Muslims) believe Jesus was a Messiah; “Spirit from God;” “Word of God;” the righteous Prophet as well as Messenger of God and the son of Virgin Mary. But, we do not believe Jesus was “the begotten son of God.” The truth of the matter is apostle John never ever wrote; Jesus was “the begotten” son of God.

Tentu kami percaya Yesus, pada setiap apa yang ada padanya dan kami pun tidak bisa mempercayai apa yang memang tidak ada padanya. Kami (orang-orang Muslim) percaya Yesus adalah seorang Imam Mahdi; “Roh dari Allah”; “Perkataan dari Allah (Kalimatullah)”; Nabi yang terpercaya, sebagaimana juga beliau adalah utusan Allah dan anak lelaki dari Perawan Maria. Tetapi, kami tidak percaya bahwa Yesus diperanakkan dari Allah.” Terbukti rasul Yohanes tidak pernah menulis; Yesus adalah “peranakkan” dari Allah.1

Please obtain a copy of the “Gideon Bible” from a Hotel or Motel near you. It is distributed free since 1899, all over the world, by The Gideon Society. In the beginning of this famous Bible, John 3:16 is translated in 26 popular world languages. You may be amazed to discover that in the English translation, the editors have used the traditionally accepted term “His only begotten son.” Whereas, in several other languages the editors have used the term “His unique son” or “His one of a kind son.”
Dapatkan salinan dari “Injil Gideon” dari sebuah Hotel atau Motel di dekat anda, yang dibagikan bebas sejak tahun 1899, keseluruh dunia, oleh Perkumpulan Gideon. Dalam permulaan dari Injil yang terkenal ini, Yohanes 3:16 diterjemahkan dalam 26 bahasa dunia yang popular. Anda sekalian akan terheran-heran menemukan betapa dalam terjemahan Bahasa Inggris, para redaksi (penterjemah) menggunakan istilah tradisional “Dia hanya peranakkan.” Sedangkan, dalam beberapa bahasa lain para redaksi menggunakan istilah “Dia anak laki-laki yang khas” atau “Dia salah satu dari anak laki semacam itu.”

In 1992, when I discovered this textual variations, I wrote letters to various universities in North America requesting them to confirm the original Greek term used by John. Below is a copy of the response received from The George Washington University:

Pada tahun 1992, ketika saya menemukan perbedaan-perbedaan teks ini, saya menulis surat ke berbagai universitas di Amerika Utara meminta mereka untuk mengkonfirmasikan istilah asli bahasa Latin yang digunakan oleh Yohanes. Dibawah adalah salinan dari tanggapan yang diterima dari Universitas George Washington:

John 3:16 and John 1:18 each have the word ‘monogenes’ in Greek. This word ordinarily means “of a single kind.” As a result, “unique” is a good translation. The reason you sometimes find a translation that renders the word as “only begotten” has to do with an ancient heresy within the church. In response to the Arian claim that Jesus was made but not begotten, Jeremy (4th century) translated the Greek term ‘monogenes’ into Latin as ‘unigenitus’ (“only begotten”). Paul B. Duff, 22 April, 1992.
Yohanes 3:16 dan 1:18 masing-masing mempunyai kata ‘monogenes’ dalam bahasa Greek (Yunani Kuno). Kata aslinya berarti “semacam.” Jadi, penggunaan kata “unik/khas” adalah terjemahan yang baik. Terkadang anda menemukan terjemahan yang menggunakan istilah “hanya peranakkan,” ini dikarenakan adanya pertentangan kuno dalam gereja. Ketika menanggapi klaim Arian bahwa Yesus dibuat tetapi tidak diperanakkan, Jeremi (abad ke 4) menterjemahkan istilah bahasa Yunani Kuno (Greek) ‘monogenes’ kedalam bahasa Latin ‘unigenitus’ (“hanya peranakkan”). Paul B. Duff, 22 April, 1992.

Professor Duff’s response was based upon “Anchor Bible,” volume 29, page 13-14. The Greek term for “begotten” is “gennao” as found in Mt.1:2, which John did not use.
Tanggapan Professor Duff didasarkan ‘Injil Anchor,’ volume 29, halaman 13-14. Istilah bahasa Greek untuk “peranakkan” adalah ‘gennao’ seperti ditemukan dalam Matius 1:2, yang mana tidak digunakan Yohanes.

HOT TIP: (precise and pertinent)
Jesus said to Mary: “… go to my brethren, and say to them, I ascend to my Father and your Father …” (John 20:17). This verse demonstrates that the usage of term ‘Father’ was purely metaphorical. As for Jesus being a “unique son,” he, unlike us, was created without a physical Father.
Yesus berkata pada Maria; ” … pergi ke saudara-saudaraKu, dan katakanlah kepada mereka, sekarang Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu2 …” (Yohanes 20:17). Ayat ini membuktikan bahwa penggunaan istilah ‘Bapa’ adalah semata mata kiasan. Seperti (ungkapan ) untuk Yesus sebagai “anak laki unik,” (karena memang) dia, tidak seperti kita, diciptakan tanpa Bapa dalam artian ujud fisik seorang ayah.

[1] Dalam Injil terjemah bahasa Indonesia, dalam Injil Yohanes pun anda akan temukan istilah anak tunggal Allah, tetapi menurut penulis risalah ini, terjemahan tadi merupakan penyimpangan dari istilah awal yang tertulis dalam injil berbahasa latin, silahkan ikuti pembahasan berikutnya.
[2] Subhanallah, perhatikan ayat ini, Allah bukan hanya bapaknya Yesus tapi juga Bapak dari saudara saudara Yesus sendiri. Ini membuktikan betapa istilah Bapa di sana semata mata kiasan, ungkapan kasih sayang.

===============

SELANJUTNYA
Roma 8:1 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus (LAI).
Roma 8 ayat 1, yang diturunkan didalam Interlinear Hebrew, Greek & English Bible, secara literal (harfiah) menampilkan ayat yang sama, tetapi ada tambahan syarat pokok yang sudah dihilangkan oleh versi-versi baru, sebagai berikut ini:
Rome 8:1 (1) THEREFORE, [there is] now no condemnation (no adjudging guilty of wrong) for those who are in Christ Jesus, who live [and] walk not after the dictates of the flesh, but after the dictates of the Spirit.
Terjemahan yang tepat adalah: Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang berada didalam Kristus Yesus, yang tidak berjalan menurut kedagingan, tetapi menurut Roh.
Roma 8 ayat 1 yang beredar di beberapa versi Alkitab, hanya berhenti di “tidak ada penghukuman bagi mereka yang berada didalam Kristus Yesus”.

==========

Jesus said: “He who has seen me has seen the Father” (Jn.14:9), does this not prove that Jesus Christ and his Father were one and the same?
Yesus berkata: “Barang siapa yang telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yohanes 14: 9 -sebenarnya akan lebih jelas bila para pembaca menelaah keseluruhan pasal 14 dari Injil karangan Yohanes ini – penterjemah), bukankah ini menjadi bukti bahwa Yesus Kristus dan Bapa adalah satu dan sama?

Answer
One day to prove a point and settle an argument, Jesus picked up child and said to his disciples; “Whoever receives this child in my name receives me; and whoever receives me receives Him who sent me;” (Luke 9:48).
Suatu hari, untuk membuktikan dan mentuntaskan perdebatan, Yesus mengangkat seorang anak dan berkata pada pengikutnya; “Barangsiapa menyambut anak ini dalam namaKu, ia menyambut Aku; dan barang siapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku …” (Lukas 9:48). Penterjemah: ayat di atas secara gamblang menjelaskan bahwa Allah dan Yesus adalah dua figur yang terpisah dan berbeda.

Jesus said; “He who believes in me does not believe in me, but in Him who sent me.” (John 12:44)
Yesus berkata; “Barang siapa yang percaya kepadaKu, ia bukan percaya kepadaKu, tetapi kepada Dia yang telah mengutus Aku. Dan Barang siapa yang melihat Aku, ia melihat Dia yang telah mengutus Aku” (Yohanes 12:44 -dan ayat 45 penterjemah tambahkan untuk memperjelas data).
“He who hates me hates my Father also, … but now they have both seen and hated me and my Father as well.” (John 15:23-24)

“Barang siapa yang membenci aku, ia membenci juga BapaKu … namun sekarang walaupun mereka telah melihat keduanya, mereka membenci, baik Aku maupun BapaKu” (Yohanes 15:23 – 24 -lebih jelas lihat terjemahnya -pen).
“And this is eternal life, that they may know Thee the only true God, and Jesus Christ whom Thou has sent.” (John 17:3).
“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau satu satunya Allah, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17:3).
The call of sincerity demands that if believing in the Truth is the honest intention then one could only pass an ethical judgment after reflecting upon all the relevant texts. John 17:3 (quoted above), if read with the following verse clears the air.

Diperlukan ketulusan keinginan bahwa bila percaya pada Kebenaran adalah sejujur-jujurnya pengharapan, maka seseorang akan mendapatkan pembenaran nilai setelah membaca ayat-ayat di atas. Yohanes 17:3 bila dibaca bersama ayat berikut, akan memperjelas keadaan.
HOT TIP: (precise and pertinent)

Jesus said; “Truly, truly, I say to you, a slave is not greater than his master; neither one who is sent greater than the one who sent him.” (John 13:16).
Yesus berkata; “Benar, benar, Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya; ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya.” (Yohanes 13:16). Penterjemah: Perhatikan betapa ayat ini begitu jelas menguak tabir kepalsuan anggapan bahwa Yesus dan Allah adalah “itu itu juga”

During his ministry, Jesus repeatedly said he was sent by his Father.
Sepanjang masa tugas (kenabiannya), Yesus berulang ulang berkata bahwa dia dikirim oleh Bapanya.


Ini adalah tuduhan yang diberikan mohon penjelasannya. dan terimakasih untuk tanggapan BP. TUHAN BERKATI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar